Selasa, 19 Februari 2013

Bagaimana Sistem Pernafasan Karang


Oleh: 
Nurhidayah Siregar, Siti Khaerunisa, dan Prakas Santoso 
(Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan-IPB 2008)

I. Pendahuluan
            Terumbu karang, mengingatkan kita pada keindahan kehidupan di perairan
pantai tropis, yang tersusun atas berbagai hewan dan tumbuhan dengan warna, bentuk dan ukuran yang bervariasi.  Organisme yang dapat kita temukan di terumbu karang antara lain; Pisces (berbagai jenis ikan), Crustacea (udang, kepiting), Moluska (kerang, keong, cumi-cumi, gurita), Echinodermata (bulu babi, bintang laut, timun laut, lili laut, bintang mengular), Polychaeta (cacing laut), Sponge, Makroalga (Sargasum, Padina, Halimeda) dan terutama hewan karang (Anthozoa). Begitu banyak jenis organisme yang hidup di sana sehingga terumbu karang adalah salah satu ekosistem di permukaan bumi ini yang memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi.
            Karang merupakan penamaan umum untuk spesies dari kelompok Cnidaria, yang merupakan penyusun utama terumbu karang, khususnya spesies yang memiliki rangka yang terbuat dari Calsium Carbonat (CaCO3). Spesies yang memiliki kerangka keras dikenal dengan nama karang batu ( hard coral) yang merupakan  anggota dari kelas Anthozoa. Tidak semua anggota Kelas Anthozoa (Filum Cnidaria) dapat membentuk terumbu, hanya dari kelompok hermatypic coral (ordo Scleractinia), sedangkan yang tidak membentuk karang disebut ahermatypic coral (misalnya: anemon, soft coral, akar bahar).  Kelompok hermatypic coral tersebut hidupnya bersimbiosis dengan alga bersel satu zooxanthellae (Symbiodinium microadriaticum) yang berada pada sel di lapisan endodermis.

II. Filum Cnidaria/Coelenterata
Coelenterata berasal dari kata “koilos” yang berarti rongga tubuh atau selom dan “enteron” yang berarti usus. Jadi coelenterons/coelernterata berarti rongga yang berfungsi sebagai usus. Coelenterata hidupnya di perairan laut maupun air tawar, contoh hydra. Ciri-ciri hewan ini yaitu :
·         Hewan bersel banyak (multiseluler)
  • Tubuh radial simetris (2 lapis sel), ektoderm dan endoderm. Diantaranya ada rongga (mesoglea)
  • Bentuk seperti tabung (polip) dan seperti mangkok (medusa)
  • Di atas tubuh terdapat mulut dan tentakel untuk menangkap mangsa dan bergerak. Tentakel punya sel racun (knidoblast) atau sel penyengat (nematosis)
  • Punya rongga gastrovaskuler untuk pencernaan
  • Sistem pernapasan dengan cara difusi (seluruh permukaan tubuh), kecuali Anthozoa dan Sifonoglia
  • Sistem saraf difus (baur)
  • Mengalami metagenesis (pergiliran keturunan), vegetatif pada fase polip dan generatif pada fase medusa.
Coelenterata dibedakan menjadi 4 kelas, yaitu : Hydrozoa, Scyphozoa, Anthozoa dan Ctenophora.
·         Hydrozoa
Berasal dari kata hydra , artinya hewan yang bentuknya seperti ular. Umumnya hidup soliter atau berkoloni. Soliter berbentuk polip dan yang berkoloni berbentuk polip dan medusa. Contoh : Hydra, Obelia dan Physalia.
Gambar 1. Hydra
(sumber : http://biodidac.bio.uottawa.ca)

Gambar 2. Obelia
(sumber : http://www.biosci.ohiou.edu)


·         Scyphozoa
Berasal dari kata scyphos = mangkok. Memiliki bentuk dominan medusa. Polip bagian atas akan membentuk medusa lalu lepas melayang di air. Medusa akan melakukan kawin dan membentuk planula sebagai calon polip. Contoh : Aurelia aurita (ubur-ubur).

Gambar 3.  Ubur-ubur Aurelia aurita, potongan melintang pada sumbu iradial
(sumber : http://webs.lander.edu)
·         Anthozoa
Berasal dari kata anthos yang berarti bunga. Hidup di laut bentuk polip, tidak punya fase medusa. Polip bereproduksi secara aseksual dengan tunas, pembelahan dan fragmentasi. Reproduksi seksual dengan fertilisasi yang menghasilkan zigot lalu menjadi planula. Contoh : Anemon laut : Metridium marginatum, Utricina crasicaris. Karang laut : Astrangia denae, Tubiphora musica. Kelas Anthozoa merupakan penyusun utama karang.



Gambar 4. Metridium exile



·         Ctenophora
Beberapa zoolog menganggap ctenophora merupakan filum tersendiri. Tubuhnya mempunyai lapisan mesoderm, tidak mempunyai nematoksis dan tentakelnya mengandung zat-zat pelekat untuk menangkap mangsa.
           
III. Hewan Karang
            Hewan karang atau reef corals (Anthozoa) merupakan penyusun utama
terumbu karang (coral reefs), karena mampu membuat "bangunan" dari pengendapan kalsium karbonat (CaCO3). Secara umum hewan karang hidup berkoloni dalam kerangka yang terbuat dari kapur yang disebut Corralite serta eksoskeleton yang diproduksi oleh jaringan epitel. Masing-masing polip yang hidup dalam satu kerangka dihubungkan oleh jaringan tipis yang disebut cenosark. Untuk jenis karang yang bersifat hermatipik, pembuatan kerangka dibantu oleh simbion yang hidup di dalam jaringan karang yang dikenal dengan Zooxanthella yang merupakan kelompok mikroalga. Spesies yang umum ditemukan dalam jaringan karang adalah Sybiodinium microadriaticum dari kelompok Dinophyta. Bentuk simbiosis yang terjadi adalah simbiosis mutualisme dimana zooxanthella membantu dalam pembuatan kerangka, sedangkan karang memberikan nutrien yang dibutuhkan oleh Zooxanthella untuk kehidupannya (Veron 1993).
Spesies yang memiliki kerangka keras dikenal dengan nama karang batu ( hard coral) yang merupakan  anggota dari kelas Anthozoa. Semua spesies dari kelas Anthozoa bersifat radial simetri, dimana secara morfologi terkondisikan sebagai hewan yang hidup menetap di dasar perairan. Kelas Anthozoa dibagi menjadi dua sub kelas yaitu Alcyonaria yang merupakan kelompok karang lunak yang dicirikan dengan delapan buah tentakel, sedangkan sub kelas Zoantharia dicirikan dengan enam buah tentakel yang merupakan kelompok karang keras (Veron, 1993).

Sistem Pernapasan
Tubuh Anthozoa berbentuk silinder pendek. Pada salah satu ujungnya terdapat mulut berupa celah yang dikelilingi oleh tentakel yang mengandung nematosista. Ujung yang lain berupa lempeng untuk melekatkan diri pada suatu dasar. Di bawah mulut terdapat kerongkongan yang disebut stomodeum. Sepanjang stomodeum, pada satu sisi atau pada kedua sisi terdapat saluran sempit yang bersilia dan disebut sifonoglifa yang merupakan alat pernapasan yang paling sederhana.



Gambar 5. Sistem pernapasan pada hewan karang
Sistem Transportasi
            Sistem transporatasi hewan karang berlangsung di dalam sel. Makanan yang telah dicerna didalam rongga gastrovaskuler langsung diserap oleh sel-sel endoderma penyusun dinding rongga gastrovaskuler. Selanjutnya, sel-sel endoderma memberikan makanan ke sel-sel ektoderma secara difusi dan osmosisi. Sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui mulutnya.

Daftar Pustaka
Paonganan.2005.Analisis Tutupan Karang pada Tiga Pulau di Sekitar Teluk Jakarta. [terhubung berkala] http://www.indomaritimeinstitute.org. Dikunjungi 24 September 2011.
Patria,M.P.2011. Terumbu karang dan Karang. [terhubung berkala] http://www.terangi.or.id. Dikunjungi 24 September 2011.
Richard.2001. Invertebrate Anatomy OnLine. [terhubung berkala] http://webs.lander.edu. Dikunjungi 24 September 2011.
Ruppert EE, Fox RS, Barnes RB.   2004. Invertebrate Zoology, A functional evolutionary approach, 7 th ed. Brooks Cole Thomson, Belmont CA. 963 pp.  
Veron, J.E.N 1993. Corals of Australia and the Indo-Facific. Honolulu:University of Hawaii Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar