Metode Transek garis (Line
Intercept transect/LIT) merupakan metode yang
digunakan untuk mengestimasi
penutupan karang dan penutupan komunitas bentos yang hidup bersama karang.
Metode ini cukup praktis, cepat dan sangat sesuai untuk wilayah terumbu karang
di daerah tropis. Pengambilan data dilakukan pada umumnya di kedalaman 3 meter
dan 10 meter, sehingga bagi tim kerja yang terlibat dalam metode ini sebaiknya memiliki
keterampilan menyelam yang baik.
a. Tim Kerja
Pengamatan dengan
menggunakan metode Transek garis (LIT) membutuhkan paling
sedikit 3 orang anggota tim
dengan masing‐masing orang mengetahui tugas dan
fungsinya, sebagai berikut :
·
1 orang bertugas memasang patok, membentangkan
meteran dan menggulungnya kembali.
·
1 orang bertugas sebagai
pengamat (observer).
·
1 orang bertugas mengemudikan perahu motor
yang digunakan menuju lokasi pengambilan data. Selain itu, bertugas untuk
merekam posisi pengambilan sampel dengan GPS.
Seluruh anggota tim harus
mengetahui metode ini dengan benar serta
melaksanakannya dengan penuh
tanggung jawab dan sesuai dengan prosedur yang ada.
b. Peralatan yang Dibutuhkan
Untuk melakukan pengamatan
terumbu karang dengan menggunakan metode LIT
ini diperlukan peralatan
sebagai berikut :
1. Kaca mata selam (masker)
2. Alat bantu pernapasan di
permukaan air (snorkel)
3. Alat bantu renang di kaki
(fins)
4. Perahu bermotor (minimal
5 PK)
5. SCUBA
6. Meteran gulung 50 meter.
7. Patok besi
8. Papan plastik putih yang
permukaannya telah dikasarkan dengan kertas pasir
9. Pensil
10. Tas peralatan
11. Tali nilon sepanjang
paling sedikit 60 meter
12. Global Positioning
System (GPS)
c. Prosedur Kerja
Garis transek dibuat dengan
cara membentangkan tali atau rol meter sepanjang 50
m sejajar garis pantai.
Transek ini diberi tanda (sebagai transek permanen) dengan
menancapkan besi beton
sepanjang 1.2 m sebanyak 5 buah, dengan jarak antara 12.5m (hal tersebut dapat
dikondisikan dengan medan dan kondisi peralatan).
Gambar. Cara pemasangan Transek garis (LIT)
Genera atau spesies dari
komunitas bentos utama (seperti karang dan alga makro)
serta kategori‐kategori lifeform kemudian
dicatat pada data sheet, oleh penyelam yang
bergerak sepanjang garis
yang dibentangkan secara paralel dengan reef crest, pada
kedalaman 3 dan 10 m
disetiap lokasi pengamatan. Semua bentuk pertumbuhan karang dan biota yang
terletak di bawah transek dicatat.
Gambar Contoh pengukuran dengan metode LIT
Dari contoh pengukuran
transek garis diatas, dapat ditulis ke dalam tabel
pengamatan sebagai berikut :
Bentuk
pertumbuhan Transisi (cm) Panjang (cm)
d. Analisis Data
Besar persentase tutupan
karang mati, karang hidup, dan jenis lifeform lainnya
dihitung dengan rumus
(English et al., 1997):
C = a/A x 100%
Dimana :
C = Presentase penutupan lifeform i
a = Panjang transek lifeform i
A = Panjang total transek
Sehingga dari contoh diatas
bila diketahui panjang total transek adalah 44 cm, maka
persentase penutupan untuk
setiap lifeform yang terukur adalah sebagai berikut :
e. Kategori Tutupan Karang
Hidup
Dari presentase tutupan
lifeform yang didapat, selanjutnya dapat ditentukan
kualitas tutupan karang
hidup diarea tersebut. Kriteria tutupan karang hidup yang umum
dipergunakan adalah sebagai
berikut :
Kategori Tutupan karang hidup (%)
Kriteria
1 0
– 10 Sangat rendah
2 11
– 30 Rendah
3 31
– 50 Sedang
4 51
– 75 Tinggi
5 76
– 100 Sangat tinggi
f. Penyajian Hasil
Pengamatan Dalam Bentuk Peta
Tahap akhir dari hasil
survei dilapangan baik dengan metode Manta tow maupun LIT
dituangkan dalam bentuk
peta. Peta ini dapat dibuat secara manual (digambar dengan
tangan) atau dengan bantuan
perangkat lunak GIS (Geographic Information System). Pada intinya, hasil
pengamatan dapat diamati oleh semua pihak dengan mudah, dimana lokasi dan hasil
pengamatan dapat diketahui dengan jelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar